Pages

Thursday, March 7, 2013

Apa yang Menyebabkan Sakit pada Anak Ini?

Kawasaki disease
Skenario:
Anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan demam selama 6 hari dan bertambah lemas.
Pada pemeriksaan, ditemukan makular eritematous exanthem di seluruh badan pasien, konjungtivitis okular, bibir kering dan pecah-pecah, tenggorokan memerah, dan limfadenopati servikal.
Ditemukan adanya murmur ejeksi sistolik vibrasi grade 2/6 pada batas bawah kiri sternum.
Hitung sel darah putih didapatkan netrofil dominan dan peningkatan platelet.

Pembahasan:
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan demam yang berkepanjangan.
Kelemahannya disebabkan oleh atralgia, exanthem, adenopati, dan faringitis.
Bibir pecah-pecah, meskipun umum terjadi pada Kawasaki, dapat timbul juga setelah demam yang terjadi lama, dikarenakan anak menjadi dehidrasi.
Netrofil dominan dan laju endap darah meningkat adalah hal umum.
Platelet meningkat dengan konstelasi gejala lain, bagaimanapun hanya ditemukan pada Kawasaki.
Kawasaki menimbulkan gejala seperti demam lama, rash, pengelupasan epidermal pada tangan dan kaki (terutama pada ujung jari), konjungtivitis, limfadenopati, bibir pecah-pecah, eritema mukosa orofaringeal, dan atralgia atau artritis.
Diaignosis dapat ditegakkan walaupun salah satu atau dua dari gejala tersebut tidak ditemukan.
Aneurisme arteri koroner dapat terjadi, dan dapat terjadi di area lain.
Terapi inisial khususnya adalah IVIG dan aspirin dosis tinggi.
Demam pada anak biasanya menurun segera setelah penyuntikan.
Aspirin secara khusus tetap diberikan dengan dosis tinggi hingga jumlah plateletnya berkurang, lalu dilanjutkan dengan dosis lebih rendah untuk beberapa minggu.
Sementara untuk diagnosis bandingnya, infeksi bakteri, dievaluasi kultur darah dan gejala yang nampak pada pasien.
Sediakan vancomisin intravena untuk suspek kultur resisten antibiotik lain, atau sebagai terapi empirik pada pasien kritis.

Source: Medscape

NB. Sebenarnya penulisan seperti ini sudah saya tinggalkan karena gaje. Tapi sayang kalau dihapus.

Kosmetik yang Mengandung Sunscreen

Intro
Sinar matahari bisa memicu kanker kulit. Tapi sayangnya, waktu paparan sampai terjadi kanker kulit itu lebih dari 20 tahun. Karena efeknya jangka lama inilah kadang-kadang kita pada males pakainya. Kalau dokter nyaranin "pakai sunscreen ya!" nanti alesannya pasti macem-macem. Ada yang males lah, ada yang bilang lengket lah ga enak dipakai, dst.
Sunscreen itu teksturnya liat, lengket-lengket, dan ga enak dipakai.
Tapi pabrik obat pinter cari celah. Sekarang ini banyak kosmetik yang ada kandungan sunscreennya, baik lotion, lipbalm, bedak, bahkan sekarang foundation juga ada sunscreennya. Bisa dibilang hampir semua ada sunscreennya. Kalo ga ada, rasanya, ada yang kurang gitu.


Sekarang kita bahas satu-satu mengenai kosmetik ber-sunscreen ini.

Moisturizer ber-sunscreen
Boleh dibilang ini emang terobosan dunia sunscreen. Gak perlu dobel-dobel moisturizer + sunscreen, kalau moisturizer uda ada sunscreennya. Moisturizer ini punya beberapa keuntungan:
Menurunkan jumlah air yang hilang pada kulit dengan memperbaiki bariernya
Moisturizer dapat membantu restorasi dari korneosit dan lipid interselular.
Apalagi ditambah sunscreen, bisa mencegah kulit terbakar, penuaan karena sinar matahari, dan kanker kulit.
Dengan tambahan bahan aktif seperti retinol, niacinamide, dan green tea, menambah efek anti penuaan.

Biasanya Sun Protection Factor (SPF) dari moisturizer ber-sunscreen antara 15 sampai 30. Kalau SPF 15, bisa ditambah sedikit proteksi UVA, sedangkan SPF 30 harus mengandung proteksi UVA dan UVB. Akhirnya American Acedemy of Dermatology mengusulkan SPF minimumnya 30.
Untuk pemakaian sehari-hari, SPF 30 sudah cukup baik.
SPF 30 itu perbandingan yang sempurna antara proteksi dan estetika. Tapi kalau SPF-nya ditingkatkan di atas 30, moisturizernya jadi lengket lagi. Kalau lengket, estetikanya buruk.


Foundation ber-sunscreen
Tau foundation kan? Alas bedak kalau ga tau. Fungsinya buat memberi warna, membaurkan, dan membuat kamuflase kulit halus dan warna rata. Jadi jangan ketipu sama iklan-iklan kulit mulus seolah ga pakai makeup, bisa jadi dia pakai foundation (+edit sotosop). Makeup ga harus menor.

Foundation sendiri dibagi menjadi 4 jenis:
♥ Oil-based
♥ Water-based
♥ Oil-free
♥ Water-free

Yang paling populer adalah emulsi liquid oil-in-water. Foundation ini mengandung sedikit minyak, sedangkan pigmennya terkandung dalam air dalam jumlah banyak. Emulsifier primernya biasanya adalah sabun, seperti triethanolamine atau surfaktan nonionik. Emulsifier sekunder yang terdapat dalam jumlah yang lebih kecil biasanya glyceryl stearate atau propylene glycol stearate.

Dalam foundation, terdapat bahan-bahan yang turut membantu sebagai sunscreen. Bahan-bahan ini disebut filter inorganik, yaitu titanium dioxide, zinc oxide, talc, kaolin, dan precipitated chalk. Bahkan bahan pewarna seperti iron oxide dapat berfungsi juga sebagai filter inorganik.

Foundation dengan coverage ringan dan titanium dioxide minimal biasanya hampir transparan dan memiliki SPF sekitar 2. Foundation dengan coverage sedang biasanya terang dan memiliki SPF sekitar 4 sampai 5.

Foundation kental waterproof biasanya digunakan sebagai kamuflase atau setelah operasi. Foundation ini memiliki SPF tak terbatas karena berfungsi sebagai pelindung fisik total. Foundation ini juga dapat digunakan pada orang dengan penyakit kulit wajah, seperi lupus.

Sebagai tambahan, dapat pula ditambah filter organik dan inorganik. Filter organik yang sering ditambahkan adalah octyl methoxycinnamate.
Octyl methoxycinnamate adalah filter UVB terbaik tanpa masalah estetika dan tingkat alergi rendah.
Octyl methoxycinnamate dapat dikombinasi dengan filter lain seperti oxybenzone untuk meningkatkan perlindungan terhadap UVA. Beberapa foundation baru juga menambahkan avobenzone  yang telah distabilkan dengan octocrylene dan oxybenzone.

Foundation ber-sunscreen ini tersedia dalam berbagai bentuk: liquid, mousse, water-containing cream, soufflé, anhydrous cream, stick, cake, dan shake lotion. Mousse foundation itu liquid foundation yang dibuat aerosol, menghasilkan foundation dengan tekstur foam. Soufflé foundation adalah foundation versi whipping cream. Sedangkan anhydrous cream diformulasikan tanpa kandungan air, memberikan coverage yang benar-benar tahan lama dan water resistant, cocok untuk orang yang berkeringat banyak dan membutuhkan proteksi ekstra.

Bentuk yang paling populer adalah liquid karena paling mudah digunakan, coverage ringan sampai sedang, dan menghasilkan penampilan natural.

Cream foundation memiliki bahan tambahan wax, yang membuat cream foundation makin kental tapi juga makin melembabkan. Cream foundation juga memiliki pigmen lebih banyak. Cream foundation memiliki efek proteksi lebih baik daripada liquid.

Jika cream foundation ditambahkan wax lagi, maka terbentuklah stick foundation. Stick foundation tidak memiliki kandungan air dan water resistant.

Cake foundation adalah bedak yang ditekan, terdiri dari talc, kaolin, precipitated chalk, zinc oxide, dan titanium oxide. Aplikasinya menggunakan sponge. Jika bedak tidak ditekan, maka disebut loose powder, yang sering juga disebut mineral makeup. Aplikasinya menggunakan brush.

Mineral makeup tidak water resistant, sehingga lebih tepat dipakai untuk pemakaian sehari-hari. Bentuknya yang serbuk tidak dapat melapisi wajah dengan baik, sehingga proteksi yang diberikan pun tidak merata. Disarankan untuk memakai moisturizer dengan sunscreen terlebih dahulu sebelum menggunakan mineral powder ini, agar bedak dapat menempel dengan baik pada wajah dan meningkatkan proteksi.

Perlu diketahui, bahwa SPF tidak dijumlahkan.
Jika menggunakan moisturizer dengan SPF 15 dan mineral makeup dengan SPF 15, BUKAN BERARTI SPF-nya menjadi 30.
Setiap penambahan hanya akan membuat proteksi lebih baik, dengan SPF yang semakin mendekati 15.


Ending
Tren ini benar-benar memberikan manfaat positif kepada pasien. Dari segi ekonomis, kita ga perlu membeli moisturizer sendiri dan sunscreen sendiri, cukup moisturizer ber-sunscreen saja. Dari segi praktis, tren ini sangat praktis; tidak perlu mengaplikasikan banyak produk, sehingga mempercepat rutinitas wajah.

Sunscreen tidak hanya menginvasi moisturizer dan foundation saja, tapi mulai menjangkau produk lain seperti lipstick, lipbalm, facial serum, eye cream, dan produk rambut. Bahkan sekarang tren ini mulai menjamah produk-produk pria, seperti produk-produk after shave. Sekarang bisa dilihat di market-market, produk-produk sabun wajah, moisturizer, eye cream, lipbalm sudah diciptakan khusus untuk pria. Jadi buat para pria, jangan malu pakai produk-produk tersebut. Ga salah kan kalau pria juga merawat dan memproteksi diri :P *berharap bisa beliin satu set buat Ivan*

Source: Medscape

Wednesday, March 6, 2013

Moisturizer

Kulit kering
♥ Kulit kering disebabkan karena hilangnya kandungan air dari lapisan atas kulit.

Cara kerja pelembab
 Emollient/moisturizer bekerja dengan membentuk lapisan minyak di atas permukaan kulit yang menjaga kandungan air pada kulit. Petrolatum, lanolin, mineral oil, dan dimethicone adalah emollient yang sering dijumpai.
 Humectant, termasuk di antaranya glycerin, lecithin, dan propylene glycol, menangkap air untuk lapisan luar kulit.
♥ Ada juga produk yang dapat melembutkan keratin, yang menjaga lapisan luar sel kulit (misalnya urea, alpha hydroxy acid (AHA) seperti lactic/citric/glycolic acid, dan alantoin). Ini membantu sel kulit mati terkelupas, membantu kulit menahan air lebih banyak, dan membuat kulit terasa lebih lembut dan halus.



Glycerin

Penggunaan
♥ Sebagai moisturizer untuk menangani atau mencegah kulit kering, kasar, bersisik, gatal, dan iritasi kulit ringan (misalnya diaper rash, kulit terbakar karena terapi radiasi).
♥ Gunakan secara teratur untuk mendapatkan hasil terbaik.
♥ Beberapa moisturizer membutuhkan air untuk bekerja maksimal, lebih baik pakai produk setelah mandi ketika kulit masih lembab.
♥ Mandi dengan air panas, terlalu lama, atau terlalu sering dapat memperburuk kulit kering.

Efek samping
♥ Hampir semua emollient aman digunakan tanpa efek samping. Namun tanda-tanda seperti kulit terbakar, tersengat, kemerahan, atau iritasi dapat juga timbul.
♥ Efeknya terhadap ibu menyusui belum dapat diketahui secara pasti.

Source: WebMD