Pages

Friday, January 11, 2013

Kaleidoskop Kedokteran 2012 by Medscape

Aku dapet newsletter akhir tahun lalu yang salah satu isinya soal kejadian-kejadian di 2012 yang membawa perubahan.
Karena yang diberitakan kebanyakan kasus mancanegara, akhirnya kusortir menurut yang kita perlukan aja.
Beberapa juga bener-bener gak penting.
Beberapa lagi soal pendanaan di mancanegara, tapi masalahnya di tempat kita dokter keluarga masih langka, sistem pembayaran pake asuransi juga masih sedikit yang pake, termasuk di lingkunganku -_-
Berikut ini yang kira-kira nice to know buat dibaca kaum Indonesia :)
Selamat membaca :)



Kejadian Luar Biasa (KLB)/ Wabah/ Outbreak Meningitis Jamur
Pada awal Oktober, federal kesehatan resmi menemukan adanya KLB meningitis jamur yang sekarang mencapai 490 kasus pada 19 negara dengan 34 kasus kematian (data pada 19 November 2012). Penyelenggara kesehatan menganjurkan untuk menghentikan penggunaan semua produk dari New England Compounding Center (NECC) di Framingham, Massachusetts, yang mana terkontaminasi metilprednisolon asetat yang diperkirakan menjadi penyebab utama.
Produk NECC lain yang terlibat adalah triamsinolon asetonid, betamethason, dan larutan kardiplegik.
Sentral US bidang Disease Control and Prevention (CDC) sedang berusaha menentukan pedoman diagnosis dan terapi untuk para klinisi.



Peringatan terhadap Statin, Patch Fentanyl, Obat Ansietas, dan lain -lain
Banyak peringatan obat yang dibuat di tahun 2012.
Mengkonsumsi statin dapat meningkatkan kadar gula darah dan kadar HbA1c, berdasarkan perubahan ke label baru untuk seluruh kelas obat yang telah disetujui oleh US Food and Drug Administration (FDA).

Bulan April, FDA memperingatkan tentang kecelakaan paparan patch fentanyl.
Pada insiden yang dilaporkan 15 tahun yang lalu, didapatkan 10 kasus meninggal dan 12 dirawat di rumah sakit.
16 kasus terjadi pada anak-anak umur 2 tahun atau kurang.

European Medicines Agency (EMA) pada bulan Januari merekomendasikan suspensi untuk semua obat yang mengandung meprobamate, suatu bahan penting pada beberapa obat ansietas, di seluruh European Union (EU), setelah menyimpulkan bahwa efek terapi meprobamate tidak lebih banyak daripada efek sampingnya.
Sebagai tambahan pada ansietas, obat ini juga digunakan untuk migrain, penyakit digestif, tension otot atau keram, dan insomnia.

Akhirnya, EMA mempringatkan pada bulan Maret bahwa obat osteoporosis strontium ranelate tidak dapat digunakan lagi pada pasien imobilisasi atau pasien dengan tromboembolisme vena/ venous thromboembolism (VTE).
Obat ini terkait dengan peningkatan resiko terhadap VTE dan reaksi kulit serius.



Daftar 45 Uji yang Kurang Dapat Dipercaya, Terapis Meluncurkan Kampanye "Pilih dengan Bijak"
Ringkasan dari 45 "larangan" klinis telah dibuat oleh 9 masyarakat kedokteran demi mengeliminasi prosedur dan uji yang umumnya dilakukan tetapi tidak diperlukan.
Pelayanan seperti itu, yang mana tidak didasari Evidence-Based Medicine (EBM), berkontribusi pada pembengkakan biaya pelayanan kesehatan dan kadang-kadang malah membahayakan kesehatan pasien, seperti terlalu banyak paparan radiasi pada pemeriksaan imaging diagnostik, atau komplikasi dari pembedahan setelah hasil uji yang ternyata positif palsu.
Daftar layanan yang dipertanyakan (5 untuk setiap spesialitas) adalah bagian dari kampanye yang diorganisasi oleh American Board of Internal Medicine (ABIM) Foundation bernama Choosing Wisely.
*dokter Indo, pilih dengan bijak juga yaa*


Pedoman Screening: Kanker Kolorektal dan Prostat
Bulan Maret, Universitas Kedokteran baru di Amerika menyatakan rekomendasi pedoman berdasarkan penilaian terhadap resiko kanker kolorektal pada semua orang dewasa berumur 50 tahun atau lebih.
Dan pada gerakan kontroversial bulan Mei, US Preventive Services Task Force secara resmi merekomendasikan screening prostate-spesific antigen (PSA) - berdasarkan kanker prostat, kepada semua pria sehat, tanpa memandang umur.
Kedua pedoman tersebut berjalan pada praktek klinis.
Sebagai tambahan, pedoman baru screening kanker servikal dari beberapa kelompok menjelaskan strategi baru screening berdasarkan usia, uji human papiloma virus (HPV) pada resiko tinggi, manajemen follow-up, dan strategi screening untuk wanita yang telah diberi vaksinasi HPV16 dan HPV18.



1 Soda Sehari Meningkatkan Resiko CHD Sebanyak 20%
Soda jumlah sedang (kira-kira 1 kaleng soda ber hari) terkait secara signifikan dengan peningkatan resiko penyakit jantung, bahkan setelah disesuaikan dengan cakupan luas faktor resiko kardiovaskular.
Penemuan ini telah dipublikasikan secara online pada 12 Maret.
*colek Ivan*



Tahun untuk Obat Pertama
Tahun 2012 adalah tahun pertama untuk pengembangan obat dan alat.
Pada 6 November, FDA menyetujui tofacitinib (Xeljanz, Pfizer), obar oral inhibitor Janus kinase (JAK) pertama untuk mengobati manusia dewasa dengan rheumatiod arthritis aktif sedang sampai berat yang tidak berespon adekuat atau intoleran terhadap methotrexate.

Pada 16 Juli, tenofovir disoproxil fumarate/ emtricitabine (Truvade, Gilead) adalah obat pertama yang disetujui untuk pencegahan infeksi HIV pada individu resiko tinggi yang belum terinfeksi.

Dan sekitar 2 minggu sebelumnya, FDA menyetujui uji HIV pertama di rumah dan dapat dibeli di toko, yang secara potensial dapat menyatakan rakyat Amerika tentang status HIV mereka.

Dan kembali ke bulan Mei, pazopanib, pengobatan pertama untuk sarkoma sepanjang dekade, telah disetujui.
Obat ini dipasarkan oleh GlaxoSmithKline dengan nama paten Votrient.



Obat Obesitas: 2 Disetujui, 1 Akan Datang
Tanggal 27 Juni, FDA menyetujui lorcaserin (Belviq, Arena Pharmaceuticals) sebagai pengobatan obesitas setelah disajikan dengan data terbaru yang menetapkan keprihatinan tentang sinyal kanker yang sebelumnya terkenal ketika instansi menolak obat ini pada Oktober 2010.

Tidak lebih dari sebulan setelahnya, obat kedua untuk pengobatan obesitas telah disetujui, phentermine-topiramate (Qsymia, formerly Qnexa; Vivus).

Obat obesitas ketiga mungkin hadir di pertokoan tahun depan, setelah berita pada bulan Oktober bahwa FDA akan mengijinkan submisi ulang aplikasi Orexigen lebih cepat untuk memasarkan obat anti-obesitas dikombinasi dengan naltrexone SE/ bupropion SE (Contrave).
Obat ini sebelumnya ditolak oleh FDA bulan Januari 2011.

Souce from Medscape.

-Dev

Wednesday, January 9, 2013

Petunjuk Kulit untuk Mendiagnosis Kanker yang Bermetastasis

Pendahuluan
Beberapa kanker, seperti kanker payudara, kanker paru, melanoma, limfoma, kanker mulut, dan kanker kolorektal, memiliki predileksi metastasis pada kulit.
Kenyatannya metastase pada kulit bervariasi, bahkan kadang-kadang misdiagnosis sebagai kista atau neoplasma benigna.
Gambar di atas adalah gambar adenokarsinoma yang belum diketahui dan bermetastasis pada kulit.
Ke depannya, post ini bertujuan untuk menunjukkan kanker yang sering bermetastasis pada kulit dan apusan-apusannya untuk membantu membedakan dengan tumor primer.



Alopesia karena Metastasis Kanker Payudara
Pasien ini bergejala alopesia (kebotakan) neoplastik karena kanker payudara yang bermetastasis.
Dalam diagnosis banding perlu ditambahkan adanya kecurigaan apakah neoplasma primer atau rekuren.
Evaluasi dimulai dari anamnesis detail dan pemeriksaan fisik, eksisi atau punch biopsy jika mungkin, dan apusan.



Metastasis Kanker Payudara
Wanita 52 tahun memperlihatkan massa pada dinding dada anterior sinistra.
Pasien menjelaskan bahwa massa itu telah muncul sejak 1 tahun lalu dan membesar.
Pada pemeriksaan fisik, pada palpasi teraba keras dan berbau busuk.
Palpasi dilakukan pada kelenjar limfe dan ditemukan membesar sekitar 5 cm.
Gejala klinis metastasis kanker payudara dapat bervariasi, misalnya papular tegas kolak rekuren, karsinoma erisipelas (inflamasi), atau pola "en cuirasse" ("breast plate of armor").
Metastasi kulit pada wanita sebagian besar disebabkan karena metastasi kanker payudara.
Beberapa lesi membutuhkan biopsi dengan bedah onkologi dan ilmu onkologi untuk menentukan terapi untuk kanker stadium 4 ini.
Biasanya, terapi primernya adalah bedah, ditambah dengan terapi endokrin, kemoterapi, atau trastuzumab.
Apusan hematoksilin-eosin dari jaringan metastasis kanker payudara pada pembesaran 100x, biasanya menunjukkan gambaran duktus irregular dan serabut-serabut sel epitelial neoplastik panjang di antara berkas kolagen.
Pria 67 tahun dengan karsinoma erisipelas yang tidak nyeri menunjukkan karsinoma "en cuirasse".
Riwayat keluarganya BRCA2 (protein rentan kanker payudara tipe 2) positif.
Kanker payudara dapat muncul pada individu tanpa riwayat keluarga dengan umur rata-rata muncul pada umur 60-an, individu dengan riwayat keluarga positif dan memiliki relasi dengan kanker payudara atau ovarium, individu dengan relasi berumur kurang dari 50 tahun, atau individu dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2.
Mutasi BRCA2 sering terjadi pada pria dengan kanker payudara.



Adenokarsinoma Paru
Pria 61 tahun dengan keluhan nodul keras kecil tidak nyeri pada dagunya.
Pria ini memiliki batuk kering persisten beberapa minggu yang lalu, dan berkembang menjadi batuk dengan sputum berwarna merah darah.
Pria ini juga mengeluh nafasnya semakin memendek dan kadang-kadang merasa nyeri ketika inspirasi.
Riwayat merokok 30 pak.
Radiografi dada menunjukkan nodul soliter pulmonar.
Pembesaran tinggi dari adenokarsinoma paru primer, dengan pengecatan TTF-1 nuclear.
Karsinoma sel non-small stadium 4 biasanya diterapi dengan reseksi tumor dari paru dan kelenjar limfe yang berdekatan.
Terapi tambahan diberikan pada kasus yang sudah menyebar jauh.
Pada kasus ini, terapi sistemik sering menurunkan lesi kutan, dan juga mengecilkan tumor lain termasuk adenokarsinoma paru.
Hal ini sering disebut dengan efek abscopal.



Melanoma
Pria 42 tahun datang untuk check-up melanoma stadium 3a pada lengan bawah kiri yang sudah terjadi selama 10 tahun.
Pria ini datang dengan nodul keras kemerahan pada kulit kepala.
Sebelumnya telah diterapi dengan eksisi luas lokal dan limfadenektomi seluruh kelenjar kimfe aksila kanan.
Pasien memilih untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan interferon alfa-2b maupun uji klinis pada saat pengobatan awal.
Melanoma adalah kanker kulit terbanyak yang dapat menyebabkan kematian.
Melanoma memiliki patofisiologi yang unik, yang menyebabkan melanoma dapat bermetastasis ke beberapa tempat termasuk kulit yang jauh, mata, saluran cerna, mulut, dan membran mukosa genital.
Semua lesi kutan baru pada pasien dengan riwayat melanoma, tanpa terpengaruh dengan waktu sejak melanoma pertama diterapi, harus dicurigai sebagai metastasis jauh.



Limfoma Large Cell Anaplastik Kutaneus
Pria 63 tahun datang dengan nodul multipel pada punggung.
Pasien demam 100,6° F 3 hari yang lalu dan telah kehilangan 15 pon (7,5 kg) bulan lalu.
Pada pemeriksaan fisik, kelenjar limfe aksilar dan supreklavikula teraba.
Apusan dengan cat hematoksilin-eosin menunjukkan limfoma sel besar anaplastik kutaneus yang khasnya adalah limfosit atipikal menembus dermis (cat imunohistochemikal CD30, pembesaran 200x).
Hampir semua sel neoplastik memiliki CD30 positif kuat.
Pengecatan ALK-1 fusion protein positif menunjang diagnosis penyakit internal yang menyebar ke kutan.



Karsinoma Sel Skuamosa dengan Ekspresi Berlebihan Reseptor Faktor Pertumbuhan Epidermal 
Pria 53 tahun ras Asia dengan karsinoma sel skuamosa oral lokal datang dengan makula eritematous pada abdomen.
Beberapa minggu lalu, lesi ini membesar menjado nodul seperti daging berukuran 5 cm.
Gambaran histopatologi menunjukkan karsinoma sel skuamosa yang berdiferensiasi baik pada biopsi eksisional (pengecatan hematoksilin-eosin).
Metastase kutaneus biasanya timbul pada 10% pasien dengan karsinoma sel skuamosa kepala-leher.
Pengecatan imunohistochemikal positif untuk CK5-6 dan CK17.



Metastasi Adenokarsinoma Kolon
Pria 69 tahun datang dengan nodul kecil keputihan pada dagunya, telah muncul selama 3 bulan.
Pasien menyangkal adanya masalah saat mengunyah maupun menelan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan ROM (Range Of Motion) penuh pada lehernya dan tidak didapatkan limfadenopati servikal maupun supraklavikular.
Pasien pernah datang ke ahli hematologi dengan anemia sideroblastik 2 tahun lalu dan ditemukan menderita neoplasma rektal.
Gambaran histologi di atas dibuat dari spesimen kulit dengan pengecatan hematoksilin-eosin pembesaran 200x.
Pengecatan Imunohistochemikal ini menunjukkan positif untuk CK20, CAM 5.2, CK19, CEA, Cdx2, dan BER-EP4.



Dermatomiositis
Wanita 54 tahun datang dengan keluhan rash eritematous pada wajah.
Pasien merasa selalu kelelahan dan semakin kesulitan menaiki tangga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan rash heliotrop pada kelopak mata atas dan bawah beserta papula keunguan pada permukaan dorsal dari interphalangeal dan sendi metacarpal-phalangeal.
Dermatomiositis adalah inflamasi miopati idiopatik.
Ini adalah kelainan sistemik yang sebagian besar terjadi pada kulit dan otot, namun dapat juga terjadi pada sendi, esofagus, paru-paru, dan paling jarang: jantung.
Kadang-kadang ini merupakan gejala kanker dan tidak selalu metastasis dari kanker.
Gejala munculnya dermatomiosis adalah rash eritematous pada wajah, terutama pada kelopak mata (rash heliotrop), beserta papula puncak gepeng kemerahan hingga keunguan dengan pada permukaan extensor dorsal, biasanya pada sendi interphalangeal.
Dari penelitian yang memantau 153 pasien dermatomiositis, 8,5% di antaranya terkait dengan keganasan.
Resiko keganasan pada pasien dermatomiositis meningkat seiring bertambahnya umur.
Keganasan yang sering muncul pada pasien dengan dermatomiositis adalah limfoma non-Hodgkin, ovarium, paru-paru, nasofaringeal, pankreas, perut, dan kanker kolorektal.
Lesi pada tangan dorsal pasien pada gambar di atas menunjukkan fotodistribusi dari dermatomiositis.



Tumor umbilikalis ini mungkin dapat menjadi tanda pertama adanya kanker atau rekurensi kanker.
Metastasis kanker pada umbilicus ini disebut juga Sister Mary Joseph's nodule (gambar).
Ini ditemukan pada sekitar 1,3% pasien dengan keganasan intra-abdominal dan atau pelvis.
Karsinoma gastrik sering menjadi penyebab pada pria, dan karsinoma ovarium sering menjadi penyebab pada wanita.
Metastase kutan muncul pada 0,7-9% kanker, dan muncul beberapa tahun setelah kanker primer didiagnosis.


Maka dari itu penting untuk melakukan pendekatan pada lesi dermatologik baru dan mencurigakan pada pasien dengan riwayat kanker sebagai metastasis kutan, walaupun sepertinya jinak.


Source from Medscape.

-Dev

Sunday, January 6, 2013

Cedera di Makula, Bilamana Visus Terpengaruh?

Okay, mungkin ini post yang agak pendek, karena isinya cuma 3 pertanyaan tebak-tebakan yang sengaja dirangkum (atau sebenernya ditejemahkan) ke Bahasa Indonesia.

Pertanyaan 1.
Visus manakah yang terpengaruh jika ada cedera pada makula atau fovea centralis?

  1. Bitemporal hemianopsia
  2. Nyctalopia (night blindness)
  3. Scintillating scotoma
  4. Ketajaman visus hilang ringan
  5. Ketajaman visus hilang berat


Jawaban: Ketajaman visus hilang berat
Conus-conus retina terkumpul di makula, dan fokus primer penglihatan adalah pada makula.
Sehingga, jika terjadi cedera pada makula, otomatis ada kehilangan visus yang signifikan.
Pada pemeriksaan oftalmologi, makula biasanya terlihat jelas karena pada keadaan normal, ada refleksi cahaya pada satu titik. Lokasinya sekitar 3-4 mm ke arah temporal dari saraf mata.

Bitemporal hemianopsia biasanya terjadi pada cedera chiasma optikum, bisa juga karena tumor pituitary.

Nyctalopia biasanya terjadi pada degenerasi retina (misalnya retinitis pigmentosa), kekurangan vitamin A, dan buta warna.

Scintillating scotoma adalah gejala klasik aura migrain.

Pertanyaan 2.
Pria 64 tahun yang hipertensi selama 30 tahun lebih sedang diperiksa. Perubahan apakah yang sering terjadi pada retina selama pemeriksaan?

  1. Retinal tears
  2. Optic atrophy
  3. Segmental narrowing of arterioles
  4. Drusen
  5. Teleangiectasias


Jawaban: Segmental narrowing of arterioles/ penyempitan arteriol segmental
Pembuluh darah yang terlihat pada pemeriksaan funduskopi retina adalah arteriol dan venula.
Pada penyempitan arteriol segmental, retina menunjukkan ariteriol menjadi lurus dan ada tekanan arteriol-venula.
Dinding arteriol yang menebal menekan venula pada titik di mana mereka bersilangan, pola ini disebut juga "nicking".

Pertanyaan 3.
Pria 52 tahun diperiksa funduskopi rutin, menunjukkan adanya kelainan bintik-bintik merah. Bintik-bintik ini banyak ditemukan di regio paracentral. Mikroaneurisma retina manakah yang sering muncul pada kasus tersebut?

  1. Sarcoidosis
  2. Chronic hypertension
  3. Diabetes mellitus
  4. Anterior communicating aneurysms
  5. Chorioretinitis


Jawaban: DM
Bintik-bintik ini kemungkinan muncul sebagai manifestasi pertama dari DM dan jarang terlihat lebih dari 90 mikrometer.
Bintik-bintik ini terlihat lebih jelas pada lampu hijau.
Retinopati proliferasi dapat muncul seiring dengan munculnya mikroaneurisma pada pasien dengan DM.

Source from Medscape

-Dev

Thursday, January 3, 2013

Komplikasi Alkoholik yang Tidak Dapat Dihindari

Banyak komplikasi dari orang yang suka minum alkohol.
Alkohol bisa berefek pada semua sistem organ.
Alkoholik meningkatkan resiko sirosis, perdarahan gastrointestinal, pankreatitis, kardiomiopati, trauma, gangguan jiwa, dan sebagian besar kanker.
Komplikasinya bisa jangka pendek dan jangka panjang, dan kebanyakan alkoholik kurang mengetahui soal bahaya alkohol.


Keganasan memang sering terjadi pada alkoholik.
Gambar di bawah ini gambar adalah CT scan dari adenokarsinoma pankreas yang dikelilingi arteri mesenterik superior.


Alkohol juga merupakan penyebab tersering kedua dari sirosis di US setelah hepatitis C.
Parenkim hepar yang rusak karena alkohol menyebabkan fibrosis yang progresif, akhirnya membuat nodul-nodul pada hepar.
Hal ini juga meningkatkan resistensi aliran darah porta, menyebabkan hipertensi porta, yang mana bisa menyebabkan splenomegali, asites transudat, dan varises.
Berikut CT scannya.
merah: asites transudat; putih: nodul; hijau: varises esofageal; kuning: splenomegali


Tempat-tempat umum untuk varises sirotik adalah esofagus, rektum, daerah perut, dan dinding perut.
Karena ukuran varises membesar, otomatis resiko ruptur dan hemorage meningkat pesat.
Pasien yang varises esofagealnya sudah mengalami perdarahan, 70% kemungkinan akan terjadi perdarahan lagi, dan biasanya 1/3-nya berakibat fatal.
Angka kematian perdarahan variseal akut, terkait dengan tindakan operasi, juga tinggi.
Gambar di bawah ini memperlihatkan varises esofageal prominen dari endoskopi atas dengan beberapa area memperlihatkan hemorage aktif (yang ditunjuk panah).


Mallory-Weiss tears adalah laserasi longitudinal pada mukosa pada gastreoesophageal junction atau gastric cardia yang terbentuk karena peningkatan tekanan intra gastrik yang mendadak.
Biasanya pasien mengalami muntah terus-menerus setelah pesta minum alkohol yang kemudian hematemesis (muntah darah).
Walaupun beberapa pasien dapat ditangani, namun pada 10% pasien dapat terjadi syok dan instabilitas hemodinamik.
Endoskopi dapat mengindentifikasi defek mukosa, terutama jika ada perdarahan aktif (gambar), dan pengobatan dapat langsung diberikan.
Pada beberapa kasus, tindakan operasi atau angioterapi dibutuhkan untuk menghentikan perdarahan.


Karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma/ HCC) adalah salah satu penyebab utama kematian terkait kanker di dunia.
Umur pasien setelah terdiagnosis kira-kira 6-20 bulan.
Sekitar 30% dari HCC dikarenakan meminum alkohol berlebihan.
Pasien yang telah 10 tahun alkoholik kronis memiliki resiko HCC 5x lipat lebih besar.
HCC biasanya membutuhkan waktu beberapa tahun setelah inisiasi awal, namun ketika ditemukan, sudah terjadi multifokal ada 75% hepar.
CT scan ini menunjukkan multifokal HCC yan lebar (yang ditunjuk) pada pria berumur 80 tahun.
Terapi kuratif dapat dilakukan, tapi jarang dan hanya <5% yang berhasil.
Sayangnya, tidak ada screening yang consistently effective dan cost-efficient.


Pemakaian alkohol adalah salah satu penyebab utama kanker esofagus di US, seperti halnya tembakau.
Pasien yang meminum etanol lebih dari 30 gram sehari memiliki rasio resiko terkena karsinome sel skuamosa 4,61 dibandingkan dengan yang tidak; dan tidak ada peningkatan resiko adenokarsinoma.
Gejala yang sering terlihat adalah disfagia (sulit menelan) makanan padat, lalu berlanjut ke cairan.
Endoskopi dapat dilakukan untuk melihat secara langsung dan untuk biopsi.
Terapi kuratif terbaik saat ini adalah tindakan operasi eksisi (direct surgical excision).
Terapi non-operatif untuk disfagia yang ringan.
25% penderita kanker esofagus dapat bertahan 5 tahun.
Untuk stadium akhir, hanya <5% yang dapat bertahan selama 5 tahun.


Stroke adalah penyebab kematian ketiga di US dan penyebab utama kelumpuhan.
Walaupun pemakaian alkohol ringan hingga sedang berhubungan dengan penurunan resiko stroke, tetapi pemakaian alkohol berat signifikan meningkatkan resiko baik stroke iskemik maupun hemoragik.
Peningkatan ini bisa terjadi karena penyalahgunaan alkohol sehingga menyebabkan trauma kepala.
Tetapi alkohol juga mempunyai efek antikoagulan.
Meskipun efek ini berfungsi protektif pada jumlah sedikit, hal ini juga memungkinkan peningkatan resiko untuk stroke hemoragik.
CT scan menunjukkan stoke hemoragik yang lebar dengan pergerseran garis medial.


Penyalahgunaan alkohol merupakan penyebab tersering kedua dari pankreatitis akut.
Cedera pada sel asinar pankreas menyebabkan inflamasi, mengarah kepada cedera heboh pada pankreas.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan Cullen sign (perubahan warna pada periumbilical karena hemoperitoneum, lihat gambar) dan Grey-Turner sign (perubahan warna pada panggul karena hemorage peritoneal).
Komplikasi paling gawatnya adalah nekrosis pankreas, pseudokista, dan infeksi saat pengambilan cairan inflamasi.


Pada pankreatitis kronis, cedera pankreas yang progresif dapat mengarah ke cedera baik fungsi eksokrin maupun endokrin.
70% kasus pankreatitis kronis berhubungan dengan alkoholik.
Manifestasi umumnya adalah pankreatitis kronis yang mengalami pengapuran, dikarenakan pengendapan protein-protein pada duktus pankreas membuat sumbatan kapur.
Baik pankreatitis akut maupun kronis tidak dapat dikaitkan dengan peningkatan enzim pankreas.
CT scan menunjukkan pengapuran luas pankreas dan pseudokista pankreas besar.
merah: pengapuran pankreas; hitam: pseudokista pankreas besar
Pseudokista adalah komplikasi yang sering terjadi dan dapat mengarah ke obstruksi intestinal, abses, pseudoaneurisme, atau fistula.
30% pasien pankreatitis kronis meninggal dalam kurun waktu 10 tahun.


Kanker pankreas.
Setengah dari pasien kanker pankreas memiliki penyakit signifikan sejak deteksi awal.
Inflamasi kronis adalah faktor predisposisi terbesar.
Pasien dengan pankreatitis kronis dari penyalahgunaan alkohol memiliki insidensi tinggi dan usia yang lebih muda untuk memunculkan kanker pankreas.
Biasanya memiliki gejala sakit kuning tanpa nyeri karena massa kepala pankreas.
Gambar ini adalah gambar patologi anatomi dari adenokarsinoma yang diambil dari badan hingga ekor.
Tindakan bedah eksisi adalah terapi yang paling baik, tapi sering terjadi rekurensi (tumbuh lagi).
24% pasien dapat bertahan 1 tahun.
Hanya 5% pasien yang dapat bertahan 5 tahun.


Alkohol juga menyebabkan berbagai perubahan patologis pada jantung.
Contohnya adalah gagal jantung karena kardiomiopati berdilatasi.
Kardiomiopati berdilatasi adalah proses irreversibel (tidak dapat kembali) dimana ketebalan dinding ventrikelnya normal, tapi ruang ventrikelnya membesar, sehingga menyebabkan dinding ventrikel menipis.
Pasien biasanya berlanjut ke disfungsi sistolik, dan ini merupakan resiko aritmia, tromboembolisme, dan sudden death (kematian mendadak).
Holiday heart syndrome adalah perkembangan dari gangguan rime setelah penggunaan alkohol pada pasien tanpa penyakit jantung struktural.
Atrial fibrilasi adalah gangguan yang umum.


Brugada syndrome adalah cardiac channelopathy yang membuat pasien memiliki resiko sudden death.
EKG menunjukkan right bundle branch block (RBBB) inkomplit dengan 1 dari 3 pola menunjukkan ST elevasi pada anterior precordial leads.
Brugada syndrome adalah penyakit genetik dengan autosomal dominan turunan.
Alkohol diketahui dapat memperburuk keadaan.
Pasien dapat berkembang ke takiaritmia ventrikular, ke sinkope, cardiac arrest, atau sudden cardiac death.
Brugada syndrome dimungkinkan terkait dengan 20% dari sudden death pada pasien dengan struktur jantung normal.


Penyalahgunaan alkohol kronik dapat menurunkan sistem imun.
Kemampuan kemotaktik netrofil terganggu, menyebabkan respon jelek ketika terjadi cedera maupun infeksi.
Otopsi pada gambar di bawah ini menunjukkan otak dari alkoholik yang mati karena meningitis pneumokokus.
Walaupun banyak pakar yang percaya bahwa alkohol dalam jumlah sedikit berefek imunoprotektif, namun pada jumlah yang lebih dipastikan berefek merusak.


Fetal Alcohol Syndrome (FAS) disebabkan karena ibu hamil yang mengkonsumsi alkohol selama kehamilan, terutama pada trimester pertama.
Alkohol dapat masuk ke dalam darah janin dengan leluasa.
Insiden di US adalah 1-2 kasus per 1000 kelahiran.
Diagnosis ditegakkan dengan melihat anomali wajah, hambatan tumbuh kembang, dan sistem saraf pusat.
Sistem saraf pusat meliputi kelemahan kognitif, tidak mampu belajar, dan kebiasaan abnormal.
Abnormal kraniofasial meliputi piltrum halus, bibir atas tipis, fisura palpebra pendek, dan ptosis walaupun jarang.
FAS terkait dengan retardasi mental dan kejang.
Biaya yang dibutuhkan untuk 1 anak FAS diperkirakan sekitar $2 juta selama hidupnya.


Source from Medscape.

*sedikit komentar: Ini tulisan yang agak baku. Mungkin sedikit ketlusupan bahasa-bahasa aneh, maklumlah.

-Dev

Ganti Gaya Bahasa?

Halo-halo!
Apa kabar?
Setelah tahun 2013, sudah melakukan apa saja?
Aku sudah berusaha bangun pagi selama ini, tapi yang berhasil baru 1 hari o.O

Setelah med blog post yang pertama dan terakhir yang bahasanya amburadul bin ngacak dan rasa-rasanya gak enak dibaca itu, aku putuskan untuk ngeblog dengan bahasa Indonesia yang lebih baik (sedikit).
Jadi bukan pake bahasa sehari-hari, tapi dengan bahasa yang agak baku.

Bener-bener gak enak, gak sih?
Kalo ada yang baca blog ini, aku mau tanya...
Kalian lebih suka pake bahasa ngacak bin amburadul itu, tapi sedikit di-improve aja, atau pake bahasa yang baku saja?
Sebagai contoh, aku sedang menulis lagi med blog post yang lain, tapi belum selesai.
Ditunggu aja ke-upload-annya.

Makasih kalo sudah menjawab :)
GBU much.

-Dev

Tuesday, January 1, 2013

Cowok dengan Ulserasi Gak Nyeri di Pipi

Tiap minggu (cmiiw) aku dapet newsletter dari Medscape.
Kalo yang pengen dapet juga, bisa subscibe di link di atas.
Aku udah subscribe versi med-stud.
Dan ternyata isinya newsletter ga cuma melulu med, ada ulasan dongeng, ada... nggak jelas nggak jelasnya >_<

Daaaaan blog ini bakal kuisi sama resume-resume aneh berbahasa Indonesia, karena memahami istilah med aja udah susah, masih mau diingrisin :(
Daaaan supaya mbacanya lebih gampang, pake bahasa Indonesia lebih baik deh.
Yeh!

Resume ini sebenernya tebak-tebakan kasus dari Medscape.
Tapi mumpung ada diagnosisnya, sekalian aja ditulis.


Cowok dengan ulserasi yang gak nyeri di pipi

Cerita klinis:
Cowok 55 tahun dengan ulserasi kronis di pipi. Ada lesi berupa nodul merah kira-kira 0,5 cm, keluar 2 bulan sebelumnya. Udah dikasi obat cephalexin, terus amoxicillin/ clavulanate, terus moxifloxacin, tapi ga sembuh-sembuh. Berulserasi pelan-pelan tanpa nyeri. Akhirnya dirujuk ke bagian penyakit infeksi.

RPD (Riwayat Penyakit Dahulu):
  • riwayat medis: hipertensi
  • terapi: hydrochlorotiazide
  • alergi (-)
  • kebiasaan (-)
  • peliharaan: guguk
  • diet: biasa aja
  • pergi-pergi: abis pergi ke US sebelah barat laut Pasifik
  • sosial: cerai, punya anak, heteroseksual, gak ada kontak seksual baru-baru ini
  • imunisasi: ngikutin jaman
  • olahraga/ terpapar air: berburu
  • paparan infeksi (-)


Pemeriksaan fisik:
  • suhu 99,4 F
  • nadi 80x/menit (normaaal)
  • RR 16x/menit (normaaal)
  • TD 130/80 mmHg (naik)
  • general: penampakan gak merasa sakit
  • kepala-leher: ulserasi di pipi sebesar nikal (kata google sih mata uang 5 sen ala medscape), pinggirnya menonjol, gak sakit
  • paru normaal
  • jantung normaal
  • abdomen normaaal
  • extremitas/ kulit normaaal


Pemeriksaan penunjang:
  • hitung sel darah: 9200 sel/mikroliter
  • Hb: 11,2 g/dL (turuuun)
  • limfosit 8% (turuuun)
  • monosit 2% (pas-pasan)
  • PMN 90%
  • kultur: Cryptococcus gattii
  • biopsi: bentukan jamur dan granuloma
  • serum cryptococcal antigen (-)
  • HIV (-)
  • hitung CD4: 186 sel/mikroliter


Pilihan diagnosis:
HIV
Idiopathic low CD4 count syndrome
Autoantibodies to gamma interferon
Thymoma
Tha patient has no immunodeficiency